Pekelem Ring Pura Ulun Danu Beratan 2018

Tabanan 22/12/2018, Kegiatan ritual sulit dipisahkan dalam kehidupan masyarakat Bali, karena agama, budaya dan adat-istiadat menyatu dalam kehidupan sehari-hari. Bahkan menjadi opini masyarakat umum, terutama dari luar daerah bahwa, aktivitas antara adat, budaya dan agama sulit dibedakan, karena semuanya merupakan bagian yang tak terpisahkan dalam menjalani kehidupan sehari-hari masyarakat Pulau Dewata.

“Bali yang dihuni 3,8 juta jiwa itu mewarisi banyak kearifan lokal yang dipercaya dan diyakini mampu menangkal bencana alam maupun musibah dalam menjalani kehidupan sehari-sehari”. Dari sekian banyak kearifan lokal itu, salah satu di antaranya ritual yang disebut “mulang pakelem” yang bermakna memohon keselamatan, kesejahteraan, kedamaian jagatraya dengan segala isinya, baik di darat, laut dan udara.

Lewat kegiatan ritual berskala besar seperti yang dilakukan di Pura Ulun Danu Beratan itu sebagai sarana menetralisir kekuatan jahat yang mengganggu ketenteraman umat manusia. Kekuatan jahat itu dinetralisir menjadi benih kedamaian, menjaga keseimbangan hidup antara “Skala” (dunia nyata) dengan “Niskala” (dunia maya) serta terpeliharanya “Bhuana Agung” (macrocosmos) dengan “Bhuana Alit” (microcosmos).

Lewat kegiatan ritual yang dipimpin sejumlah pendeta (ida pedanda) itu memohon agar umat manusia dijauhkan dari segala bencana, musibah dan godaan, serta diberikan bimbingan dalam menjalani kehidupan sehari-hari. Ritual “Mulang pakelem” selain rangkaian bebanten, rangkaian janur dan bunga juga dilengkapi dengan berbagai jenis binatang yang sebelumnya telah disucikan.

About The Author