Museum Subak Jadi Saksi Zaman

Museum Subak diresmikan 13 Oktober 1931 oleh Gubenur Bali Ida Bagus Mantra. Berdirinya Meseum Subak berkat kepemimpinan I Gusti Ketut Kaler yang merupakan pakar adat dan budaya

Ketika Generasi Milenial Rindu Tradisi Tani Bali

TABANAN, NusaBali
Meseum Subak Sanggulan, salah satu museum subak di Kabupaten Tabanan. Lokasi museum di wilayah Subak Mandalika, Banjar Sanggulan, Desa Banjar Anyar, Kecamatan, Kediri Tabanan. Museum ini dibangun dengan semangat melestarikan nilai-nilai luhur persubakan. Di tengah pesatnya kamajuan teknologi, museum ini diperingkatkan, terutama guna menjawab kerinduan kaum milenial tentang tradisi bertani masa lalu Bali.

Museum ini mempertegas sekaligus ikon Kabupaten Taba sebagai lumbung padinya Bali. Museum kini juga diformat sebagai objek wisata. Namun, museum ini sangat menarik untuk dikunjungi. Kenapa demikian?

Di tengah majunya teknologi kekinian, Museum Subak ini memang sangat dibutuhkan penataan fisik. Museum dibangun di atas lahan 6,28 hektare, telah dimiliki berbagai fasilitas. Mulai dari kantor, miniatur subak, ruang pameran, film ruang sudah lengkap. Namun penataan ini tidak semegah museum modern yang kni banayk ada di Indonesia atau belahan dunia lainnya.

Terlebih saat ini wajah meseum subak ini di bagian luar terkesan kurang terawat, terlepas jalan masuknya sudah sangat rusak hingga bagian kerikil terlihat. Ketika dilihat, Museum Subak sangat strategis dan mudah dijangkau, terletak di timur Kota Tabanan atau sekitar 1 kilometer dari pusat kota.

Kepala Museum UPTD Subak Ida Ayu Ratna Pawitrani menjelaskan, Museum Subak diresmikan 13 Oktober 1931 oleh Gubenur Bali Ida Bagus Mantra. Berdirinya Meseum Subak berkat kepemimpinan I Gusti Ketut Kaler yang merupakan pakar adat dan budaya. Kala itu IGK Kaler telah melihat perubahan khusus peralatan petani mulai hilang.

Diperlukan untuk membuat cagar budaya. Peralatan pertanian tradisional Bali bisa diselamatkan. “Menganggap beliau (Gubernur IB Mantra, Red) juga ahli adat dan budaya Bali, maka menginginkannya terwujud. Dan dibuatlah museum ini di Tabanan. Karena di Tabanan memiliki kawasan pertanian terluas di Bali hingga dijuluki lumbung padinya Bali,” katanya.

Seiring berjalanya waktu, Museum Subak menjadi salah satu bagian dari objek wisata di Kabupaten Tabanan. Meski terkait dengan kunjungan yang bisa dibilang minimal. Namun meseum subak rata-rata wisatawannya ‘berkualitas’. “Kalau dari segi kunjungan, jauh lebih kecil jika dibandingkan dengan tempat wisata yang lain. Tapi kami di sini punya wisatawan yang berkualitas. Karena yang dikunjungi ini adalah orang-orang yang benar-benar mencari tahu apa itu subak, tidak hanya mencari refresing,” beber Pawitrani.

Berkaitan dengan fasilitas yang ada di Meseum, Subak ada berbagai macam yang bisa diperoleh atau dijadikan tempat belajar oleh para wisatawan domestik maupun manca negara. Diambil di bagain luar museum Diperlukan miniatur jaringan subak. Mulai ada miniatur danau yang mengalir ke sungai, air sungai mengalir ke air terjun dilihat dari tofografi Tabanan yang berbukit. Kemudian ada bendungan, dan air bendungan baru akan mengalir menuju ke sawah. Kemudian dilengkapi juga fasilitas ruang pameran. Di ruang pameran wisatawan akan dibahas tentang sejarah subak.

About The Author